Di era digital yang serba cepat ini, mahasiswa dituntut bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga cekatan membangun citra diri yang autentik dan berkarakter. Sosok Ni Putu Diva Mahayanti Giri Hartana adalah contoh nyata generasi muda tentang bagaimana semangat, prestasi, dan personal branding menjadi jembatan untuk membuka jalan menuju masa depan yang gemilang.
Sebagai mahasiswi semester 6 Progam Studi Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial di Politeknik Negeri Bali, Diva di kenal aktif, ambisius, dan konsisten dalam berbagai kompetensi akademik. Ketertarikan Diva pada dunia hitung-menghitung serta karakter yang teliti, mendorongnya untuk memilih jurusan Akuntansi sebagai jalur untuk mengembangkan diri, berkreasi, dan berinovasi dalam merintis karier di masa depan.
Kegigihan Diva membuahkan hasil yang membanggakan. Ia berhasil meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi Akademik PNB pada peringatan Dies Natalis Tahun 2024. Selain itu, di tahun yang sama, ia juga mendapatkan hibah pendanaan pemerintah melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora. Meskipun belum berhasil melanjutkan ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), pencapaian tersebut menjadi salah satu pengalaman berkesan dalam perjalanan akademisnya, hasil dari perjuangan melewati proses seleksi yang ketat dan penuh tantangan.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, media sosial menjelma menjadi panggung utama bagi mahasiswa untuk menampilkan versi terbaik mereka. Membangun citra diri di media sosial menjadi langkah awal yang strategis untuk membangun karier bagi mahasiswa. Melalui upaya membentuk indentitas profesional, mahasiswa dapat mengenali diri serta potensi yang dimiliki lebih dalam, memperjelas arah karier yang ingin dituju, memperluas jejaring dengan komunitas di bidang yang relevan, serta meningkatkan keterampilan dan eksistensi yang dimiliki. Reputasi digital yang kuat juga meningkatkan daya tarik bagi perekrut kerja, sehingga citra positif di media sosial menjadi nilai tambah dalam dunia profesional.
Diva menyadari hal ini dan mulai serius mengelola media sosial, terutama Instagram dan LinkedIn sebagai platform untuk membangun citra diri yang positif dan profesional. Terinspirasi oleh berbagai sosok profesional di bidang akuntansi dan bisnis yang konsisten membagikan perjalanan karier mereka di media sosial, Diva mulai lebih serius membagikan proses belajarnya secara konsisten. Awalnya ia membagikan aktivitas kampus secara spontan. Seiring berjalannya waktu, ia mulai merancang konten secara lebih terarah untuk membangun citra profesionalnya.
Menurut Diva, salah satu tantangan dalam membangun personal branding adalah mengelola rasa insecure terhadap pencapaian orang lain. Namun, ia menekankan bahwa setiap individu memiliki keunikan serta yang menjadi ciri khas masing-masing, dan hal tersebut patut ditonjolkan. Identitas yang autentik dibentuk dari keaslian, dengan mengenali nilai, prinsip, dan tujuan pribadi secara jujur. Fokusnya bukan hanya membangun pencitraan, melainkan menginspirasi orang lain melalui proses nyata. Platform profesional seperti LinkedIn dimanfaatkannya untuk membagikan progres dan pencapaian secara terarah, sedangkan Instagram dan TikTok digunakan untuk memperluas informasi bermanfaat seputar lomba, beasiswa, komunitas, hingga pembelajaran nonformal. Diva juga aktif mengikuti webinar dan pelatihan untuk mengasah diri.
“Sangat penting bagi kita untuk mulai mengenal diri sendiri, apa yang kita mau, apa tujuan kita, dan fokus pada kekuatan, bukan kekurangan,” ujar Diva Mahayanti. Kuliah bukan hanya soal IPK, melainkan tentang proses bertumbuh. Bagi Diva, personal branding bukan sekadar tren digital, tapi bekal penting untuk melangkah mantap ke masa depan yang ia impikan. (asr, feb, ght, cyn, kny)
“Kesempatan lebih suka datang kepada mereka yang terlihat siap,” ungkap...
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita bekerja....
Di era digital yang serba cepat ini, mahasiswa dituntut bukan...
Tidak semua perjalanan hidup berjalan lurus. Terkadang justru dari titik...
Di balik semarak kompetisi dan deretan alat canggih yang dipamerkan...
Era digital adalah era yang tercipta berkat adanya kemajuan teknologi...
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi di...
Lagu “Nina” merupakan salah satu lagu dari album ketiga Feast...
Di era digital yang serba cepat ini, mahasiswa dituntut bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga cekatan membangun citra diri yang autentik dan berkarakter. Sosok Ni Putu Diva Mahayanti Giri Hartana adalah contoh nyata generasi muda tentang bagaimana semangat, prestasi, dan personal branding menjadi jembatan untuk membuka jalan menuju masa depan yang gemilang.
Sebagai mahasiswi semester 6 Progam Studi Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial di Politeknik Negeri Bali, Diva di kenal aktif, ambisius, dan konsisten dalam berbagai kompetensi akademik. Ketertarikan Diva pada dunia hitung-menghitung serta karakter yang teliti, mendorongnya untuk memilih jurusan Akuntansi sebagai jalur untuk mengembangkan diri, berkreasi, dan berinovasi dalam merintis karier di masa depan.
Kegigihan Diva membuahkan hasil yang membanggakan. Ia berhasil meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi Akademik PNB pada peringatan Dies Natalis Tahun 2024. Selain itu, di tahun yang sama, ia juga mendapatkan hibah pendanaan pemerintah melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora. Meskipun belum berhasil melanjutkan ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), pencapaian tersebut menjadi salah satu pengalaman berkesan dalam perjalanan akademisnya, hasil dari perjuangan melewati proses seleksi yang ketat dan penuh tantangan.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, media sosial menjelma menjadi panggung utama bagi mahasiswa untuk menampilkan versi terbaik mereka. Membangun citra diri di media sosial menjadi langkah awal yang strategis untuk membangun karier bagi mahasiswa. Melalui upaya membentuk indentitas profesional, mahasiswa dapat mengenali diri serta potensi yang dimiliki lebih dalam, memperjelas arah karier yang ingin dituju, memperluas jejaring dengan komunitas di bidang yang relevan, serta meningkatkan keterampilan dan eksistensi yang dimiliki. Reputasi digital yang kuat juga meningkatkan daya tarik bagi perekrut kerja, sehingga citra positif di media sosial menjadi nilai tambah dalam dunia profesional.
Diva menyadari hal ini dan mulai serius mengelola media sosial, terutama Instagram dan LinkedIn sebagai platform untuk membangun citra diri yang positif dan profesional. Terinspirasi oleh berbagai sosok profesional di bidang akuntansi dan bisnis yang konsisten membagikan perjalanan karier mereka di media sosial, Diva mulai lebih serius membagikan proses belajarnya secara konsisten. Awalnya ia membagikan aktivitas kampus secara spontan. Seiring berjalannya waktu, ia mulai merancang konten secara lebih terarah untuk membangun citra profesionalnya.
Menurut Diva, salah satu tantangan dalam membangun personal branding adalah mengelola rasa insecure terhadap pencapaian orang lain. Namun, ia menekankan bahwa setiap individu memiliki keunikan serta yang menjadi ciri khas masing-masing, dan hal tersebut patut ditonjolkan. Identitas yang autentik dibentuk dari keaslian, dengan mengenali nilai, prinsip, dan tujuan pribadi secara jujur. Fokusnya bukan hanya membangun pencitraan, melainkan menginspirasi orang lain melalui proses nyata. Platform profesional seperti LinkedIn dimanfaatkannya untuk membagikan progres dan pencapaian secara terarah, sedangkan Instagram dan TikTok digunakan untuk memperluas informasi bermanfaat seputar lomba, beasiswa, komunitas, hingga pembelajaran nonformal. Diva juga aktif mengikuti webinar dan pelatihan untuk mengasah diri.
“Sangat penting bagi kita untuk mulai mengenal diri sendiri, apa yang kita mau, apa tujuan kita, dan fokus pada kekuatan, bukan kekurangan,” ujar Diva Mahayanti. Kuliah bukan hanya soal IPK, melainkan tentang proses bertumbuh. Bagi Diva, personal branding bukan sekadar tren digital, tapi bekal penting untuk melangkah mantap ke masa depan yang ia impikan. (asr, feb, ght, cyn, kny)