Tidak semua perjalanan hidup berjalan lurus. Terkadang justru dari titik terendah, seseorang menemukan arah terbaiknya. Contoh nyata bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan awal dari lembaran baru. Inilah kisah menginspirasi salah satu dosen di Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Bali pada program studi Sarjana Terapan Bisnis Digital yakni Gede Pradiva Adiningrat, S.AB., M.AB., M.M., C.DM atau yang akrab disapa Pak Diva. Selain aktif mengajar, ia juga menjabat sebagai Koordinator Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Digital sejak tahun 2023. Dosen yang dikenal sangat terbuka dan ramah ini memiliki rekam jejak unik yang belum diketahui banyak orang. Sebelum menjadi seorang dosen, ia ternyata berangkat dari status mahasiswa drop out dari dua kampus sekaligus.
Pada awalnya ia di-drop out dari salah satu kampus swasta favorit di Surabaya pada 2010. Kemudian, di tahun yang sama ia memutuskan kembali ke Bali dan melanjutkan studi di kampus Politeknik Negeri Bali pada prodi Manajemen Bisnis Pariwisata. Hal yang menjadikan kisahnya lebih unik adalah ketika ia di-drop out kembali pada 2011 di Politeknik Negeri Bali, tempat yang menjadi kegiatan profesionalnya saat ini. “Ini mungkin jadi momen kisah ter GG (good game) dalam karir hidup saya, dulu mahasiswa drop out sekarang balik jadi dosen," ungkapnya sambil mengingat masa-masa saat itu.
Alasan Pradiva menekuni dunia digital memiliki keunikan tersendiri. Ketertarikannya pada bidang ini diawali oleh kekagumannya pada penyanyi Raisa, di mana pada 2013 ia menghadiri sebuah event yang menampilkan penampilan dari Raisa. Saat itu Pradiva tidak memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan sang idola, sementara beberapa orang beruntung dapat berinteraksi melalui sosial media dengan sang penyanyi. Semenjak hari itu, ia tertarik menggunakan sosial media dan memanfaatkan dunia digital dengan membangun personal branding.
Pradiva menekankan bahwa digitalisasi itu mempermudah, namun membuat kita manja. Ia berpesan pada para mahasiswa untuk mampu memanfaatkan teknologi tanpa dimanfaatkan. Kuncinya adalah perkuat fundamental terlebih dahulu, kemudian kuasai dunia digital. Jangan sampai melupakan tujuan menggunakan teknologi digital tersebut. Ia mempunyai konsep tersendiri untuk mahasiswanya, yaitu: dekati industri, kenali, serta kolaborasi dengan industri. Hal pertama yang paling penting adalah skill dasar.
Sebagai Koordinator Program Studi Bisnis Digital, Pradiva memiliki visi jangka panjang untuk mempersiapkan mahasiswanya menghadapi tantangan di era digital yang cepat berevolusi. Ia percaya bahwa critical thinking, kreativitas, dan adaptabilitas merupakan kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah disrupsi teknologi. “Ide kreatif itu belum jadi modal kuat. Mahasiswa, kita bekali dengan critical thinking, sehingga mereka berpikir kritis pada apapun yang dilaksanakan. Baik pada wisudawan juga, ketika mereka bertarung di lapangan,” tegasnya. Ia menambahkan, "Jika seseorang bisa mempertahankan idenya sebagai dasar menjaga kreativitas, maka ia akan mampu bertahan dalam jangka panjang.” Selain itu, dengan membiasakan mahasiswa dalam dunia industri merupakan komponen pendekatan yang sangat penting.
Berawal dari mahasiswa drop out hingga menjadi koordinator program studi dan inspirator di bidang digital, perjalanan Pradiva adalah bukti dari kegagalan hanyalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Sebagaimana ungkapan yang kerap ia sampaikan, “Yang penting bukan seberapa sering kita jatuh, tetapi seberapa cepat kita bangkit dan belajar dari kegagalan tersebut.” Melalui kisah inspiratifnya, Pradiva memberikan peta jalan bagi generasi muda yang ingin meraih karier unggul di dunia digital: perkuat fundamental, kembangkan keterampilan beragam, bangun personal branding, jangan takut gagal, dan selalu siap beradaptasi dengan perubahan. (nms,ptr,ist,bnr,nrw)
Media sosial kini menjadi panggung terbuka bagi setiap individu untuk...
“Kesempatan lebih suka datang kepada mereka yang terlihat siap,” ungkap...
Di era digital yang serba cepat ini, mahasiswa dituntut bukan...
Berawal dari kegemarannya memotret menggunakan kamera handphone saat duduk di...
“Great things never came from comfort zones.” Kalimat sederhana ini...
Perkembangan teknologi kendaraan listrik tidak lagi terbatas pada industri otomotif...
Bolehkah Sekali Saja Aku Menangis adalah sebuah film Indonesia yang...
Lagu “Nina” merupakan salah satu lagu dari album ketiga Feast...
Tidak semua perjalanan hidup berjalan lurus. Terkadang justru dari titik terendah, seseorang menemukan arah terbaiknya. Contoh nyata bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan awal dari lembaran baru. Inilah kisah menginspirasi salah satu dosen di Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Bali pada program studi Sarjana Terapan Bisnis Digital yakni Gede Pradiva Adiningrat, S.AB., M.AB., M.M., C.DM atau yang akrab disapa Pak Diva. Selain aktif mengajar, ia juga menjabat sebagai Koordinator Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Digital sejak tahun 2023. Dosen yang dikenal sangat terbuka dan ramah ini memiliki rekam jejak unik yang belum diketahui banyak orang. Sebelum menjadi seorang dosen, ia ternyata berangkat dari status mahasiswa drop out dari dua kampus sekaligus.
Pada awalnya ia di-drop out dari salah satu kampus swasta favorit di Surabaya pada 2010. Kemudian, di tahun yang sama ia memutuskan kembali ke Bali dan melanjutkan studi di kampus Politeknik Negeri Bali pada prodi Manajemen Bisnis Pariwisata. Hal yang menjadikan kisahnya lebih unik adalah ketika ia di-drop out kembali pada 2011 di Politeknik Negeri Bali, tempat yang menjadi kegiatan profesionalnya saat ini. “Ini mungkin jadi momen kisah ter GG (good game) dalam karir hidup saya, dulu mahasiswa drop out sekarang balik jadi dosen," ungkapnya sambil mengingat masa-masa saat itu.
Alasan Pradiva menekuni dunia digital memiliki keunikan tersendiri. Ketertarikannya pada bidang ini diawali oleh kekagumannya pada penyanyi Raisa, di mana pada 2013 ia menghadiri sebuah event yang menampilkan penampilan dari Raisa. Saat itu Pradiva tidak memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan sang idola, sementara beberapa orang beruntung dapat berinteraksi melalui sosial media dengan sang penyanyi. Semenjak hari itu, ia tertarik menggunakan sosial media dan memanfaatkan dunia digital dengan membangun personal branding.
Pradiva menekankan bahwa digitalisasi itu mempermudah, namun membuat kita manja. Ia berpesan pada para mahasiswa untuk mampu memanfaatkan teknologi tanpa dimanfaatkan. Kuncinya adalah perkuat fundamental terlebih dahulu, kemudian kuasai dunia digital. Jangan sampai melupakan tujuan menggunakan teknologi digital tersebut. Ia mempunyai konsep tersendiri untuk mahasiswanya, yaitu: dekati industri, kenali, serta kolaborasi dengan industri. Hal pertama yang paling penting adalah skill dasar.
Sebagai Koordinator Program Studi Bisnis Digital, Pradiva memiliki visi jangka panjang untuk mempersiapkan mahasiswanya menghadapi tantangan di era digital yang cepat berevolusi. Ia percaya bahwa critical thinking, kreativitas, dan adaptabilitas merupakan kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah disrupsi teknologi. “Ide kreatif itu belum jadi modal kuat. Mahasiswa, kita bekali dengan critical thinking, sehingga mereka berpikir kritis pada apapun yang dilaksanakan. Baik pada wisudawan juga, ketika mereka bertarung di lapangan,” tegasnya. Ia menambahkan, "Jika seseorang bisa mempertahankan idenya sebagai dasar menjaga kreativitas, maka ia akan mampu bertahan dalam jangka panjang.” Selain itu, dengan membiasakan mahasiswa dalam dunia industri merupakan komponen pendekatan yang sangat penting.
Berawal dari mahasiswa drop out hingga menjadi koordinator program studi dan inspirator di bidang digital, perjalanan Pradiva adalah bukti dari kegagalan hanyalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Sebagaimana ungkapan yang kerap ia sampaikan, “Yang penting bukan seberapa sering kita jatuh, tetapi seberapa cepat kita bangkit dan belajar dari kegagalan tersebut.” Melalui kisah inspiratifnya, Pradiva memberikan peta jalan bagi generasi muda yang ingin meraih karier unggul di dunia digital: perkuat fundamental, kembangkan keterampilan beragam, bangun personal branding, jangan takut gagal, dan selalu siap beradaptasi dengan perubahan. (nms,ptr,ist,bnr,nrw)