E-Mandiri

Laporan Utama

Cerdas Bermedia Sosial, Cermat Membangun Personal Branding

27 Jun 2025

Media sosial kini menjadi panggung terbuka bagi setiap individu untuk menunjukkan potensi diri, termasuk bagi mahasiswa. Namun dibalik kemudahannya, kita perlu berhati-hati dalam setiap langkah digital yang ditempuh. Salah satu cara memanfaatkan media sosial dengan positif adalah melalui personal branding. 

Personal branding adalah proses memperkenalkan siapa kita, apa keahlian kita, dan bagaimana kita ingin dikenal di mata publik. I Putu Gede Abdi Sudiatmika, S.Pd., M.Kom., salah satu dosen Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bali (PNB) yang aktif berbagi konten edukatif di media sosial, menegaskan bahwa personal branding sangat penting dimiliki oleh mahasiswa sejak dini. “Jika mahasiswa tidak memiliki personal branding, maka potensi dan bakat yang dimiliki akan kurang dikenal,” tegasnya. Mahasiswa bisa mulai membangun personal branding sejak awal perkuliahan lewat konten sederhana, seperti tugas kuliah, tips belajar atau hobi dapat menjadi langkah awal yang efektif. Cerdas bermedia sosial bukan soal tampil sempurna, melainkan tentang konsistensi diri, sehingga citra diri yang dibangun akan menjadi lebih kuat dan dipercaya oleh banyak orang. 

Saat ini media sosial kian dinamis, mahasiswa memiliki berbagai pilihan platform seperti Tiktok, Instagram, Facebook, dan Youtube untuk membangun personal branding yang kuat. TikTok dengan video singkat yang menarik, menawarkan peluang untuk menampilkan kreativitas dan keahlian secara visual. Instagram yang berfokus pada konten visual dan interaksi komunitas, sehingga sangat baik untuk membangun personal branding yang menarik dengan audiens tertentu. Facebook tetap menjadi platform dengan jangkauan luas, yang menghubungkan mahasiswa dengan profesional dan akademis. Sementara itu, YouTube menjadi wadah yang tepat untuk berbagi konten yang lebih mendalam, seperti tutorial, opini, atau portofolio dalam video berdurasi panjang.  Setiap media sosial memiliki potensi yang sama untuk membangun personal branding, tergantung pada target audiens, tujuan, dan karakter masing-masing individu. “Media sosial akan sangat efektif jika digunakan dengan bijak, namun juga bisa menjadi bumerang jika digunakan tanpa kendali,  contohnya akun palsu yang digunakan untuk bullying sehingga berdampak pada kesehatan mental, dan juga hoaks,” ujarnya.

 

Personal branding memiliki pengaruh besar terhadap karier mahasiswa di masa depan. Di era digital ini, banyak HRD menilai calon pegawai melalui media sosial, seperti LinkedIn dan Instagram. “Mahasiswa disarankan untuk aktif di LinkedIn dan Instagram, serta membagikan aktivitas seperti seminar atau pencapaian yang berkaitan dengan bidang yang ingin mereka tekuni sebagai bagian dari personal branding,” tuturnya. Pengaruh personal branding dapat mencapai lebih dari 90% terhadap peluang karier. Dunia kerja saat ini lebih terbuka dan transparan melalui media sosial. HRD menilai kepribadian, minat, dan etika kerja seseorang hanya dari konten yang dibagikan. Itu sebabnya mahasiswa harus bijak dalam menggunakan media sosial untuk membangun kesan yang positif dan profesional, agar lebih mudah dikenali serta dipercaya saat memasuki dunia kerja.

 

Namun, keberanian untuk tampil di media sosial sering kali menjadi tantangan utama bagi mahasiswa. Banyak dari mereka merasa kurang percaya diri dan khawatir terhadap respon negatif masyarakat, termasuk potensi bullying serta masa lalu yang sering diungkit kembali. Tantangan ini muncul dalam proses membangun personal branding karena interaksi yang tidak terjadi secara langsung, sehingga sulit memprediksi tanggapan orang lain. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memiliki gambaran yang jelas tentang citra diri yang ingin mereka bangun, fokus pada respon yang positif, serta konsisten dalam menyampaikan konten yang sesuai. “Kuncinya adalah berdamai dengan rasa takut. Keberanian untuk memulai harus diiringi dengan kemampuan memilah, serta fokus pada komentar yang positif dan membangun,” jelasnya. 

 

“Di dunia IT ini, personal branding sangatlah penting, tetapi kita harus tetap menggunakannya dengan bijak.” Personal branding bukan hanya sekadar eksistensi di media sosial, melainkan tentang bagaimana menyampaikan informasi yang tepat dan profesional. Tantangan seperti rasa takut dinilai, kekhawatiran terhadap komentar negatif, atau bayang-bayang masa lalu kerap menjadi penghambat dalam proses membangun citra diri. Namun, hal ini tentu tidak menjadi alasan untuk berhenti. Keberanian dan konsisten menjadi kunci utama dalam membangun personal branding. Dengan terus menyampaikan konten yang positif, mahasiswa bisa membangun personal branding yang kuat dan berpengaruh untuk perjalanan karier mereka di masa depan.

Daftar Komentar

Beri Komentar

*Email anda tidak akan kami tampilkan

UKM Jurnalistik @2022, All Right Reserved