Berawal dari kegemarannya memotret menggunakan kamera handphone saat duduk di bangku SMA. I Komang Agus Purnayasa memulai perjalanan yang kelak membawanya dikenal di berbagai proyek visual. Pemuda asal Gianyar, Bali, ini menemukan semangatnya dalam dunia fotografi dan videografi. Melalui pengembangan minatnya, ia kini dikenal sebagai sosok muda yang berbakat dalam dunia fotografi dan videografi.
Perjalanannya semakin serius setelah ia melanjutkan pendidikannya di Politeknik Negeri Bali dan aktif dalam UKM Photonity. Agus menimba ilmu dan memperluas relasi dengan sesama pecinta fotografi. Meskipun pada awalnya tidak memiliki alat, ia tak menyerah. Dengan dukungan penuh dari orang tua dan kepercayaan diri, Agus akhirnya memiliki alat yang ia butuhkan. Sejak itu, ia tak pernah berhenti belajar dan mendalami ilmu fotografi dengan lebih serius.
Bagi Agus, fotografi adalah cerminan diri. Setiap individu memiliki gaya dan pendekatannya sendiri, dan dari itu lahir gaya visual yang unik. Ia banyak belajar dari pengalaman langsung, terutama saat memotret berbagai upacara adat Bali, seperti pernikahan. Tantangan yang ia hadapi, seperti harus bersaing dengan fotografer senior di berbagai kompetisi, justru menjadi pembelajaran berharga. Salah satu momen yang paling ia kenang adalah saat dipercaya mewakili Politeknik Negeri Bali dalam ajang Porseni Politeknik se-Indonesia, pencapaian yang meyakinkan diri untuk terus melangkah.
Di balik kesuksesan yang mulai diraihnya, Agus menghadapi tantangan dalam hal manajemen waktu. Ia harus pandai membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Setiap waktu luang di sela perkuliahan selalu ia manfaatkan untuk bekerja dan mengasah kemampuan. Motivasi terbesarnya adalah memberikan yang terbaik dalam setiap karya, sekaligus menjaga semangat untuk bersaing di tengah banyaknya saingan fotografer baru yang mulai berani terjun ke dunia komersial.
Menurut Agus, kunci untuk bertahan adalah terus mengikuti perkembangan zaman. Ia menyadari bahwa dunia visual dan perkembangan zaman bergerak cepat, sehingga untuk tetap relevan, seorang fotografer harus terus belajar dan beradaptasi. Baginya, media sosial adalah wadah digital yang penting dalam membangun portofolio dan personal branding. konsisten dalam mengelola feed Instagram, ia memahami betul betapa pentingnya eksistensi digital dan relasi dalam membuka peluang karier.
Agus yang berasal dari latar belakang pendidikan pariwisata, mengakui bahwa minatnya tumbuh dari komunitas dan kompetisi yang ia ikuti sejak awal. Ia bersyukur tidak ragu untuk mencoba, karena dari keberanian itu, jalan kariernya terbuka. Kini, ia percaya bahwa konsistensi dalam hal yang disukai adalah kunci utama kesuksesan.
“Mulai saja dulu,” begitu pesan yang ia sampaikan bagi generasi muda yang memiliki minat yang sama. Dengan memulai, kita akan melalui proses panjang dan belajar dari setiap pengalaman. Ia menegaskan, jangan pernah menjadikan keterbatasan alat sebagai penghalang. Apa yang kita miliki saat ini, itulah yang harus dimaksimalkan dalam proses belajar menuju hasil yang lebih baik. (nsp, mit, mtm, nna, vee)
Media sosial kini menjadi panggung terbuka bagi setiap individu untuk...
“Kesempatan lebih suka datang kepada mereka yang terlihat siap,” ungkap...
Tidak semua perjalanan hidup berjalan lurus. Terkadang justru dari titik...
Perkembangan dan kemajuan dunia industri yang bergerak cepat ke arah...
“Great things never came from comfort zones.” Kalimat sederhana ini...
Di balik semarak kompetisi dan deretan alat canggih yang dipamerkan...
Era digital adalah era yang tercipta berkat adanya kemajuan teknologi...
Lagu “Nina” merupakan salah satu lagu dari album ketiga Feast...
Berawal dari kegemarannya memotret menggunakan kamera handphone saat duduk di bangku SMA. I Komang Agus Purnayasa memulai perjalanan yang kelak membawanya dikenal di berbagai proyek visual. Pemuda asal Gianyar, Bali, ini menemukan semangatnya dalam dunia fotografi dan videografi. Melalui pengembangan minatnya, ia kini dikenal sebagai sosok muda yang berbakat dalam dunia fotografi dan videografi.
Perjalanannya semakin serius setelah ia melanjutkan pendidikannya di Politeknik Negeri Bali dan aktif dalam UKM Photonity. Agus menimba ilmu dan memperluas relasi dengan sesama pecinta fotografi. Meskipun pada awalnya tidak memiliki alat, ia tak menyerah. Dengan dukungan penuh dari orang tua dan kepercayaan diri, Agus akhirnya memiliki alat yang ia butuhkan. Sejak itu, ia tak pernah berhenti belajar dan mendalami ilmu fotografi dengan lebih serius.
Bagi Agus, fotografi adalah cerminan diri. Setiap individu memiliki gaya dan pendekatannya sendiri, dan dari itu lahir gaya visual yang unik. Ia banyak belajar dari pengalaman langsung, terutama saat memotret berbagai upacara adat Bali, seperti pernikahan. Tantangan yang ia hadapi, seperti harus bersaing dengan fotografer senior di berbagai kompetisi, justru menjadi pembelajaran berharga. Salah satu momen yang paling ia kenang adalah saat dipercaya mewakili Politeknik Negeri Bali dalam ajang Porseni Politeknik se-Indonesia, pencapaian yang meyakinkan diri untuk terus melangkah.
Di balik kesuksesan yang mulai diraihnya, Agus menghadapi tantangan dalam hal manajemen waktu. Ia harus pandai membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Setiap waktu luang di sela perkuliahan selalu ia manfaatkan untuk bekerja dan mengasah kemampuan. Motivasi terbesarnya adalah memberikan yang terbaik dalam setiap karya, sekaligus menjaga semangat untuk bersaing di tengah banyaknya saingan fotografer baru yang mulai berani terjun ke dunia komersial.
Menurut Agus, kunci untuk bertahan adalah terus mengikuti perkembangan zaman. Ia menyadari bahwa dunia visual dan perkembangan zaman bergerak cepat, sehingga untuk tetap relevan, seorang fotografer harus terus belajar dan beradaptasi. Baginya, media sosial adalah wadah digital yang penting dalam membangun portofolio dan personal branding. konsisten dalam mengelola feed Instagram, ia memahami betul betapa pentingnya eksistensi digital dan relasi dalam membuka peluang karier.
Agus yang berasal dari latar belakang pendidikan pariwisata, mengakui bahwa minatnya tumbuh dari komunitas dan kompetisi yang ia ikuti sejak awal. Ia bersyukur tidak ragu untuk mencoba, karena dari keberanian itu, jalan kariernya terbuka. Kini, ia percaya bahwa konsistensi dalam hal yang disukai adalah kunci utama kesuksesan.
“Mulai saja dulu,” begitu pesan yang ia sampaikan bagi generasi muda yang memiliki minat yang sama. Dengan memulai, kita akan melalui proses panjang dan belajar dari setiap pengalaman. Ia menegaskan, jangan pernah menjadikan keterbatasan alat sebagai penghalang. Apa yang kita miliki saat ini, itulah yang harus dimaksimalkan dalam proses belajar menuju hasil yang lebih baik. (nsp, mit, mtm, nna, vee)