“Kemajuan teknologi seperti kapak di tangan seorang penjahat patologis,” sebuah ungkapan yang dikemukakan oleh fisikawan kelahiran Jerman, Albert Einstein. Ungkapan ini termuat dalam surat yang Albert Einstein tulis pada tahun 1932. Dalam surat tersebut, Einstein mengungkapkan keprihatinannya terhadap potensi bahaya dari kemajuan teknologi, serta perlunya keterlibatan prinsip moral dan etika dari masing-masing individu untuk memandu jalannya perkembangan teknologi.
Dewasa ini, perkembangan dan pemanfaatan teknologi serta digitalisasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Setiap tahun, angka optimalisasi teknologi khususnya digitalisasi terus mengalami peningkatan. Saat ini, hampir seluruh sektor kehidupan melibatkan teknologi dalam ruang lingkup aktivitasnya, baik dalam sektor pendidikan, ekonomi, pengelolaan pangan, industri, hingga pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi telah berhasil merangkul dan menyatukan banyak orang beserta budayanya. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, muncul pertanyaan tentang bagaimana keterikatan antara moralitas dan inovasi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Apakah akan lebih condong “mencanduk” mengikuti arus perkembangan zaman tanpa mempertimbangkan moral, atau condong ke arah “merunduk” dimana setiap langkah dalam berinovasi harus melibatkan nilai moral dan menomorduakan kemajuan?
Mengutip dari datareportal.com, hingga paruh pertama tahun 2023 pengguna internet di seluruh dunia mencapai 5,18 milyar orang atau setara dengan 64,6% dari total populasi dunia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 2% dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, pengguna teknologi digital didominasi oleh generasi muda, seperti halnya mahasiswa. Di zaman yang serba canggih ini, kita sebagai mahasiswa memainkan peran yang penting dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi. Dalam lanskap yang terhubung ini, mahasiswa memiliki kesempatan besar untuk memilih antara keberhasilan atau kehancuran di tengah perubahan ini.
Mahasiswa sebagai masyarakat yang berpola pikir maju memiliki peran lebih dari sekedar pengguna teknologi. Generasi muda seperti mahasiswa memiliki keunggulan dalam beradaptasi serta mengadopsi teknologi baru dengan cepat. Mahasiswa sebagai “poros” pengontrol di era disrupsi harus mampu memanfaatkan momen perubahan ini menjadi ajang untuk meningkatkan potensi diri, baik dalam pengembangan keterampilan, menjalin relasi, hingga proses mengakses informasi menjadi lebih efisien, mengingat teknologi telah mengubah cara pandang hidup masyarakat saat ini. Kita sebagai poros tengah harus ikut berkontribusi dalam mengontrol perkembangan teknologi saat ini. Bukan hanya menciptakan inovasi demi inovasi setiap harinya, akan tetapi juga memastikan untuk selalu menyisipkan moral dalam setiap inovasi tersebut.
Dalam menghadapi perkembangan teknologi, kita sebagai poros pengontrol harus mampu memberikan gebrakan baru. Mahasiswa harus membuat langkah progresif untuk menyuarakan betapa pentingnya keterlibatan moral dalam perkembangan di era ini. Melalui keberanian untuk bersuara dan saling mendukung antar sesama mahasiswa, langkah ini pasti akan berhasil membangun kesadaran tentang pentingnya melibatkan moral dalam menyikapi kemajuan teknologi di masa kini. Hal ini akan memicu perubahan pola pikir dan akan mengubah paradigma yang ada di masyarakat, di mana yang awalnya hanya fokus pada kemajuan teknologi, menjadi lebih fokus agar kemajuan ini dapat berjalan sejajar dengan moral yang ada di masyarakat kita. Peran para mahasiswa sebagai poros dalam langkah progresif ini akan memberikan bukti nyata tentang cara menciptakan kekuatan dalam membawa perubahan pola pikir sosial yang signifikan.
Inovasi harus dapat merefleksikan diri dengan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat, agar kedepannya dapat tercipta relasi positif antara teknologi dengan masyarakat. Dengan demikian, kita sebagai penikmat teknologi tidak hanya mencanduk mengikuti arus perkembangan teknologi, akan tetapi juga merunduk untuk memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan sejalan dengan nilai dan etika yang berlaku. (ald, daa, twd)
Badung – Perkembangan teknologi mengakibatkan terciptanya era-era baru salah satunya...
“Kemajuan teknologi seperti kapak di tangan seorang penjahat patologis,” sebuah...
Dalam era digital yang meresap dalam hampir setiap aspek kehidupan,...
Ni Kadek Prima Gayatri adalah seorang mahasiswa yang sangat inspiratif...
I Wayan Edi Arsawan, S.E., M.M. atau yang kerap disapa...
Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) merupakan salah satu ajang talenta...
“Artificial Intelligence” (Al) atau biasa disebut teknologi kecerdasan buatan, memiliki...
Rindu adalah novel yang ditulis oleh Bapak Darma Sucipta yang...
“Kemajuan teknologi seperti kapak di tangan seorang penjahat patologis,” sebuah ungkapan yang dikemukakan oleh fisikawan kelahiran Jerman, Albert Einstein. Ungkapan ini termuat dalam surat yang Albert Einstein tulis pada tahun 1932. Dalam surat tersebut, Einstein mengungkapkan keprihatinannya terhadap potensi bahaya dari kemajuan teknologi, serta perlunya keterlibatan prinsip moral dan etika dari masing-masing individu untuk memandu jalannya perkembangan teknologi.
Dewasa ini, perkembangan dan pemanfaatan teknologi serta digitalisasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Setiap tahun, angka optimalisasi teknologi khususnya digitalisasi terus mengalami peningkatan. Saat ini, hampir seluruh sektor kehidupan melibatkan teknologi dalam ruang lingkup aktivitasnya, baik dalam sektor pendidikan, ekonomi, pengelolaan pangan, industri, hingga pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi telah berhasil merangkul dan menyatukan banyak orang beserta budayanya. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, muncul pertanyaan tentang bagaimana keterikatan antara moralitas dan inovasi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Apakah akan lebih condong “mencanduk” mengikuti arus perkembangan zaman tanpa mempertimbangkan moral, atau condong ke arah “merunduk” dimana setiap langkah dalam berinovasi harus melibatkan nilai moral dan menomorduakan kemajuan?
Mengutip dari datareportal.com, hingga paruh pertama tahun 2023 pengguna internet di seluruh dunia mencapai 5,18 milyar orang atau setara dengan 64,6% dari total populasi dunia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 2% dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, pengguna teknologi digital didominasi oleh generasi muda, seperti halnya mahasiswa. Di zaman yang serba canggih ini, kita sebagai mahasiswa memainkan peran yang penting dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi. Dalam lanskap yang terhubung ini, mahasiswa memiliki kesempatan besar untuk memilih antara keberhasilan atau kehancuran di tengah perubahan ini.
Mahasiswa sebagai masyarakat yang berpola pikir maju memiliki peran lebih dari sekedar pengguna teknologi. Generasi muda seperti mahasiswa memiliki keunggulan dalam beradaptasi serta mengadopsi teknologi baru dengan cepat. Mahasiswa sebagai “poros” pengontrol di era disrupsi harus mampu memanfaatkan momen perubahan ini menjadi ajang untuk meningkatkan potensi diri, baik dalam pengembangan keterampilan, menjalin relasi, hingga proses mengakses informasi menjadi lebih efisien, mengingat teknologi telah mengubah cara pandang hidup masyarakat saat ini. Kita sebagai poros tengah harus ikut berkontribusi dalam mengontrol perkembangan teknologi saat ini. Bukan hanya menciptakan inovasi demi inovasi setiap harinya, akan tetapi juga memastikan untuk selalu menyisipkan moral dalam setiap inovasi tersebut.
Dalam menghadapi perkembangan teknologi, kita sebagai poros pengontrol harus mampu memberikan gebrakan baru. Mahasiswa harus membuat langkah progresif untuk menyuarakan betapa pentingnya keterlibatan moral dalam perkembangan di era ini. Melalui keberanian untuk bersuara dan saling mendukung antar sesama mahasiswa, langkah ini pasti akan berhasil membangun kesadaran tentang pentingnya melibatkan moral dalam menyikapi kemajuan teknologi di masa kini. Hal ini akan memicu perubahan pola pikir dan akan mengubah paradigma yang ada di masyarakat, di mana yang awalnya hanya fokus pada kemajuan teknologi, menjadi lebih fokus agar kemajuan ini dapat berjalan sejajar dengan moral yang ada di masyarakat kita. Peran para mahasiswa sebagai poros dalam langkah progresif ini akan memberikan bukti nyata tentang cara menciptakan kekuatan dalam membawa perubahan pola pikir sosial yang signifikan.
Inovasi harus dapat merefleksikan diri dengan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat, agar kedepannya dapat tercipta relasi positif antara teknologi dengan masyarakat. Dengan demikian, kita sebagai penikmat teknologi tidak hanya mencanduk mengikuti arus perkembangan teknologi, akan tetapi juga merunduk untuk memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan sejalan dengan nilai dan etika yang berlaku. (ald, daa, twd)