Berbicara tentang keberagaman, tentunya tidak pernah lepas dari kata perbedaan. Perbedaan dapat dilihat dari berbagai hal, seperti suku, ras, agama, budaya, bahasa, maupun yang lainnya. Keberagaman sendiri bisa diakui sebagai sumber kekayaan dan kekuatan dalam suatu masyarakat untuk memperluas pola pikir, mempromosikan pemahaman yang lebih luas, serta mendorong toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.
Keberagaman dapat ditemukan di lingkungan sekitar, salah satunya di kampus. Di Politeknik Negeri Bali (PNB), keberagaman itu terwujud melalui mahasiswa, dosen, serta staff yang berasal dari berbagai latar belakang etnis, suku, agama, dan budaya. Selain itu, keberagaman juga terdapat di dalam kegiatan akademik dan non-akademik. Kegiatan akademik melibatkan berbagai mata kuliah teori, praktek, proyek, dan penelitian yang mencerminkan keberagaman ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu. Kegiatan non-akademik, seperti organisasi mahasiswa, pengembangan seni, olahraga, budaya, dan kegiatan sosial adalah kesempatan bagi mahasiswa dan anggota kampus lainnya untuk terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan minat, bakat dan keberagaman mereka. Ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis.
Menerima keberagaman ini membawa manfaat positif bagi mahasiswa, seperti pengembangan pemahaman dan perspektif yang luas, peningkatan kemampuan berkomunikasi dan kerja sama, pembelajaran kolaboratif yang kaya akan inovasi, peningkatan toleransi dan empati, serta persiapan mahasiswa untuk menjadi masyarakat yang multikultural.
Sebagai upaya memperkuat semangat Bhineka Tunggal Ika di lingkungan kampus, kami berbincang dengan I Gusti Ngurah Bagus Caturbawa, S.T., M.Kom., selaku Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni PNB. Beliau berpengalaman sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro dan Koordinator Kelas Kerja sama PNB dengan Pemerintah Provinsi Bali, menyampaikan komitmen PNB untuk mempertahankan dan memperkuat semangat Bhineka Tunggal Ika di kalangan mahasiswanya.
"Semangat ini tidak hanya menjaga kekayaan budaya dan identitas nasional, tetapi juga untuk membangun harmoni sosial, mempersiapkan mahasiswa untuk masa depan, membentuk pemimpin yang inklusif, serta mencegah konflik sosial," ungkap Ngurah Bagus Caturbawa. Untuk mewujudkan komitmen ini, PNB telah mengambil langkah-langkah inklusif, seperti pemberdayaan mahasiswa dalam merancang dan melaksanakan kegiatan yang mempromosikan keberagaman dan inklusi, pengembangan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong kolaborasi lintas budaya, serta pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai wadah untuk mengembangkan seni dan budaya nasional maupun daerah.
Kedepannya, PNB berharap dapat membangun lingkungan kampus yang inklusif, mempersiapkan mahasiswa sebagai pemimpin global, mendorong kerja sama lintas budaya dengan instansi-instansi pendidikan dan organisasi di dalam dan luar negeri, serta menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai keberagaman di masyarakat.
"Dengan mengintegrasikan prinsip Bhineka Tunggal Ika ke dalam visi jangka panjangnya, PNB berharap dapat memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang inklusif, harmonis, dan bersatu, serta mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang berdaya saing dalam konteks global," ungkap Ngurah Bagus Caturbawa. (ds, pram, wid)
Sebagai mahasiswi aktif yang sedang menjalani perkuliahan Program Studi Manajemen...
Di era globalisasi ini, hubungan antarbudaya di lingkungan kampus menjadi...
Lagu berjudul “Pelukku untuk Pelikmu” merupakan sebuah lagu yang menjadi...
Bagaimana tanggapan mahasiswa dalam menghadapi pesatnya perubahan kurikulum?
Berbicara tentang keberagaman, tentunya tidak pernah lepas dari kata perbedaan....
"Tidak ada satupun dari kita yang bisa menciptakan perubahan jika...
Lomba Robot Tingkat Nasional (BARONAS) tahun 2024 kembali diselenggarakan oleh...
Anak Agung Putri Indrayanti, ST. MT, atau yang akrab disapa...
Sebagai mahasiswi aktif yang sedang menjalani perkuliahan Program Studi Manajemen...
Di era globalisasi ini, hubungan antarbudaya di lingkungan kampus menjadi...
Lagu berjudul “Pelukku untuk Pelikmu” merupakan sebuah lagu yang menjadi...
Bagaimana tanggapan mahasiswa dalam menghadapi pesatnya perubahan kurikulum?
Berbicara tentang keberagaman, tentunya tidak pernah lepas dari kata perbedaan....
"Tidak ada satupun dari kita yang bisa menciptakan perubahan jika...
Lomba Robot Tingkat Nasional (BARONAS) tahun 2024 kembali diselenggarakan oleh...
Anak Agung Putri Indrayanti, ST. MT, atau yang akrab disapa...
Berbicara tentang keberagaman, tentunya tidak pernah lepas dari kata perbedaan. Perbedaan dapat dilihat dari berbagai hal, seperti suku, ras, agama, budaya, bahasa, maupun yang lainnya. Keberagaman sendiri bisa diakui sebagai sumber kekayaan dan kekuatan dalam suatu masyarakat untuk memperluas pola pikir, mempromosikan pemahaman yang lebih luas, serta mendorong toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.
Keberagaman dapat ditemukan di lingkungan sekitar, salah satunya di kampus. Di Politeknik Negeri Bali (PNB), keberagaman itu terwujud melalui mahasiswa, dosen, serta staff yang berasal dari berbagai latar belakang etnis, suku, agama, dan budaya. Selain itu, keberagaman juga terdapat di dalam kegiatan akademik dan non-akademik. Kegiatan akademik melibatkan berbagai mata kuliah teori, praktek, proyek, dan penelitian yang mencerminkan keberagaman ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu. Kegiatan non-akademik, seperti organisasi mahasiswa, pengembangan seni, olahraga, budaya, dan kegiatan sosial adalah kesempatan bagi mahasiswa dan anggota kampus lainnya untuk terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan minat, bakat dan keberagaman mereka. Ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis.
Menerima keberagaman ini membawa manfaat positif bagi mahasiswa, seperti pengembangan pemahaman dan perspektif yang luas, peningkatan kemampuan berkomunikasi dan kerja sama, pembelajaran kolaboratif yang kaya akan inovasi, peningkatan toleransi dan empati, serta persiapan mahasiswa untuk menjadi masyarakat yang multikultural.
Sebagai upaya memperkuat semangat Bhineka Tunggal Ika di lingkungan kampus, kami berbincang dengan I Gusti Ngurah Bagus Caturbawa, S.T., M.Kom., selaku Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni PNB. Beliau berpengalaman sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro dan Koordinator Kelas Kerja sama PNB dengan Pemerintah Provinsi Bali, menyampaikan komitmen PNB untuk mempertahankan dan memperkuat semangat Bhineka Tunggal Ika di kalangan mahasiswanya.
"Semangat ini tidak hanya menjaga kekayaan budaya dan identitas nasional, tetapi juga untuk membangun harmoni sosial, mempersiapkan mahasiswa untuk masa depan, membentuk pemimpin yang inklusif, serta mencegah konflik sosial," ungkap Ngurah Bagus Caturbawa. Untuk mewujudkan komitmen ini, PNB telah mengambil langkah-langkah inklusif, seperti pemberdayaan mahasiswa dalam merancang dan melaksanakan kegiatan yang mempromosikan keberagaman dan inklusi, pengembangan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong kolaborasi lintas budaya, serta pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai wadah untuk mengembangkan seni dan budaya nasional maupun daerah.
Kedepannya, PNB berharap dapat membangun lingkungan kampus yang inklusif, mempersiapkan mahasiswa sebagai pemimpin global, mendorong kerja sama lintas budaya dengan instansi-instansi pendidikan dan organisasi di dalam dan luar negeri, serta menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai keberagaman di masyarakat.
"Dengan mengintegrasikan prinsip Bhineka Tunggal Ika ke dalam visi jangka panjangnya, PNB berharap dapat memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang inklusif, harmonis, dan bersatu, serta mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang berdaya saing dalam konteks global," ungkap Ngurah Bagus Caturbawa. (ds, pram, wid)